Selasa, 03 Mei 2011

tanaman padi


 Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:
Divisi              : Spermatophyta
Sub divisi      : Angiospermae
Kelas              : Monotyledonae
Keluarga        : Gramineae (Poaceae)
Genus            : Oryza
Spesies          : Oryza spp. 







Manfaat Tanaman
Beras merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama di kebanyakan Negara Asia. Negara-negara lain seperti di benua Eropa, Australia dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada negara Asia. Selain itu jerami padi dapat digunakan sebagai penutup tanah pada suatu usaha tani.
A.    BUDIDAYA PADI METODE SRI
Prinsip dasar budidaya padi organik SRI terdiri dari beberapa kegiatan kunci dan prosesnya mutlak harus dilakukan agar hasil yang dicapai petani optimal.
Proses Pembibitan.
Tahapan proses pembibitan dimulai dari proses pemilihan ( seleksi ) bibit padi serta penyemaian sebagai mana uraian berikut:
a.       Siapkan air tawar dalam ember secukupnya lalu masukkan sebutir telur ayam/bebek, kemudian secara perlahan-lahan masukan garam dapur sambil diaduk-aduk dengan hati-hati sehingga telur yang semula tenggelam akhirnya terapung. Artinya air tersebut sudah siap dipakai untuk seleksi bibit padi.
b.      Masukan bibit padi ke dalam ember yang berisi air+garam tadi. Bibit padi yang tenggelam itu bibit padi yang baik sedangkan yang terapung/melayang adalah bibit padi yang jelek. Ambil bibit padi yang baik tersebut lalu dicuci dengan air bersih beberapa kali, kemudian direndam 2 hari lalu diperam dengan kain basah selama 1-2 malam hingga muncul lembaga bintil putihnya untuk disemai esok harinya. Satu hektar sawah diperlukan lebih-kurang 5 Kg bibit yang baik.
c.       Buatlah adukan tanah sawah + kompos/pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 setelah merata masukan adukan tanah + kompos tadi ke dalam besek (pipiti) atau gedebog pisang atau fasilitas tempat lain yang praktis setinggi 4 cm ( ¾ tinggi pipiti) yang alasnya telah dilapisi plastik atau dedaunan atau di petak sawah langsung yang telah dilapisi plastik. Direkomendasikan adukan ditambah sekam padi yang sudah lapuk 50% untuk penyubur dan memudahkan penarikan benih padi muda satu per satu ketika penanaman.
d.      Sirami tanah + kompos dalam pipiti atau gedebog pisang tadi agar lembab sebelum ditebar bibit padi yang sudah didiamkan selama 2 malam hingga keluar kecambah.Jumlah tebaran bibit padi per pipiti berkisar 200-250 butir. Tutupi tebaran tersebut dengan lapisan tipis adukan tanah+kompos dan potongan jerami, kemudian disirami sedikit agar persemaian tetap lembab.
e.       Selama persemaian dianjurkan malam hari diberi penerangan lampu pijar 75W dengan jarak lampu ke persemaiain 1-2 meter dan bebas dari gangguan hewan. Untuk menjaga kelembabannya, persemaian disirami setiap harinya dengan campuran larutan air dan mol dengan perbandingan 30 : 1.
f.       Setelah persemaian berumur antara 7-10 hari (sejak dari hari pertama persemaian) bibit padi akan berdaun dua helai dan bibit padi sudah harus ditanam pada petak sawah. Inilah perbedaan pertama cara penanaman metoda SRI dengan cara konvensional.

Proses Pengolahan Lahan.
a.    Kondisi lahan sawah kita umumnya sudah miskin bahan organik dan banyak residu pupuk kimia serta pestisida kimia, sehingga lahan miskin unsur hara dan agregatnya sangat kuat. Karena itu perlu dimasukkan bahan-bahan organik minimal sama volume dan bobotnya dengan yang keluar dari sawah ( jerami dan padi ) atau setara 7-10 ton kompos/Ha. Jerami dan sekam harus dimasukkan kembali ke sawah setelah dilakukan fermentasi ( pengomposan ) terlebih dahulu. Untuk mempercepat proses fermentasi/pengomposan, jerami ditumpuk berlapis-lapis dan diberikan kotoran hewan ( kohen ) dan hijauan sekitar seperti ki rinyu dsb serta mikroba ( dalam bentuk cairan atau kompos mikroba ). Setiap lapisan jerami tebalnya 10-20 cm lalu ditaburi kohe atau mikroba , kemudian disiram hingga basah sebelum ditumpuk lapisan jerami berikutnya. Tumpukan jerami ditutup dengan plastik atau bahan bahan lain agar tidak terlalu basah oleh air hujan atau kekeringan oleh teriknya sinar matahari. Setelah 4 pekan atau lebih, fermentasi jerami selesai menjadi kompos dasar. Ketika petak sawah akan dibajak, sebarkan 50% kompos dasar merata ke seluruh petak sawah dan separuhnya lagi disebarkan waktu perataan tanah. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka selain kompos dasar tersebut diperlukan tambahan kompos mikroba yang volume atau beratnya sebanding dengan gabah yang dihasilkan sebelumnya. Genangi petak sawah beberapa hari lalu dibajak dengan kedalaman 30-40 cm. Semakin dalam pengolahan lahan semakin baik karena akar padi yang sehat dapat mencapai kedalaman 60 cm. Panjang malai padi akan sebanding dengan kedalaman ( panjang akar ) padi.
b.   Buatlah parit kecil sekeliling dalam dari petak sawah dan melintang di tengah sawah. Parit ini fungsinya untuk pengendalian air (drainase) dalam petak sawah. Lebar parit 20 cm dan kedalamannya tidak kurang dari 30 cm. Untuk mendapatkan sistem aerasi yang baik dan hasil yang optimal,airi petak sawah 2 hari sekali hanya hingga macak-macak agar mikroba dapat berfungsi maksimal karena memperoleh udara (oksigen) yang cukup. Pembuatan parit sebaiknya dilakukan dalam keadaan tanah yang tidak berair dan agak kering agar pembentukannya mudah serta tidak turun ( longsor ) lagi.
c. Setelah permukaan petak sawah rata dan dibuat selokan-selokan, dalam kondisi petak sawah macak-macak, lalu dibuat garutan untuk jarak penanaman bibit padi. Hentikan pemasukan air ke petak sawah, demikian pula hentikan pengeluaran air dari petak sawah. Jika hal ini sulit dilakukan karena georafi lokasi petak sawah atau karena sistem pengairan berjenjang lakukanlah usaha sedemikian rupa hingga petak sawah tidak sampai tergenang air karena walaupun butuh air tapi padi bukan tanaman air.
Proses Penanaman Bibit Padi
a.    Pada saat penanaman bibit padi ke petak sawah, kondisi petak sawah tidak boleh tergenang tetapi hanya macak-macak saja. Lama jarak waktu dari pencabutan bibit padi dari persemaian hingga ke penanaman di petak sawah tidak boleh melebihi 15 menit. Penundaan penanaman lebih dari 15 menit dapat menurunkan kemampuan pertumbuhan anakan rumpun padi.
b.    hanya satu bibit padi per posisi tanam, penanaman bibit padi sangat dangkal, hampir tidak dibenamkan sama sekali, hanya sedalam 0,5-1,0 cm saja. Posisi akar bibit padi sejajar dengan permukaan tanah sehingga batang bibit padi dan akarnya berbentuk huruf ’L’. Kalau penanaman bibit padi dibenamkan batang dan akar akan membentuk huruf ’J’ sehingga akan mengurangi kemampuan bibit padi untuk tumbuh, berkembang dan memiliki akar yang banyak serta kuat. Ini adalah hal yang kedua yang membedakan bertani cara ’SRI’ dengan cara tradisional .
c.    Selain cara persemaian dan penanaman tersebut, petani dapat menggunakan cara tanam benih langsung ( tabela ). Proses seleksi benih tetap sama, dan benih didiamkan selama 2 ( dua ) hari hingga keluar kecambah. Kemudian benih tersebut ditanam tunggal dengan jarak tanam tidak boleh kurang dari 35 cm. Sisakan bibit padi sekitar 2 % dari kebutuhan seluruh bibit padi yang ditanam sebagai tanaman cadangan dan disemai dipinggir petak sawah. Dari berbagai pengalaman di lapangan, bibit yang mati karena berbagai sebab tidak akan melebihi angka 2 %.
d.   Untuk menekan pertumbuhan gulma,setelah penanaman, sawah agak direndam sedikit diatas macak-macak ( 1 – 2 cm diatas pangkal batang padi ) selama 10 hari. Setelah 10 hari lalu di keringkan kembali ke keadaan macak-macak,taburlah kompos mikroba merata per 2 baris tanaman padi lalu dibuat kamalir setiap 2 baris tanaman dengan maksud agar semua rumpun tanaman padi mendapat posisi pinggir kamalir (parit).

padi di desaku ada yang ditanam dengan tanaman mangga,, dengan prinsip tanaman tidak akan saling berkompetisi. mangga nya itu ceritanya di tanam di pematang sawah,,
asyik kan bisa memanfaatkan lahan dengan optimal+ ada hasil tambahan lagi (tapi sayang bukan aku yang punya hehehehe)

 di sawah selain tanaman padi ternya banyak kehidupan lain juga lho,, seperti ngengat, dan serangga lain














semua itu hidupnya bergantung ma tanaman padi,,,,
jadi manusia gag boleh serkah..... tpi klo dimakan hama semua kasian juga petaninya yang gag makan

kalau gambar disamping ni gejala tanaman klo gag salah kekurangan unsur hara K
bisa diliat bagian tepi daun kuning truss nekrosis,,,,
sedikit info, k adalah salah satu unsur hara esensial yang wajib diperlukan tanaman,, jadi klo kurang jumlahnya
tanaman jadinya abnormal,, bisa liat kan daun yang harusnya warna hijau jadi kuning2 gitu..
selain yang namanya serangga dan kawan2, di area rumpun padi banyak juga tanaman lain yang ikut2an nongol, tu taneman pinter,,,, tau gag kenapa??
bisa dapat makanan gratis dari pupuk yg disebar pak tani,,, padahal maksudnya pak tani cuma ngasih ke padi doank,, eh ni tanaman ikut2 an nyari rezeki


klo jumlahnya sedikit c masih bisa dimaafkan,,, tapi klo udah beranak pinaaakk


ampuuun deh..... langsung cabut aja....


tapi namanya juga tanaman,, sama kayak manusia ada yang bandel


walau dicabut ribuan kali tetep aja nongol lagi




tpi ya tu tanaman ada juga manfaatnya
bisa jadi shelter alias rumah dari sahabat petani


tau gag siapa mereka???


mereka tu yang makan2 hama yang biasa makan padi secara gratis


klo tanaman disamping ni,,, bisa juga dimakan lhoo


buat pecel semanggi khas surabaya  sedaaaap......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar